Sunday, April 04, 2010

Tenggelam di Banyu Urip (known as Blok Cepu)

Beberapa bulan ini saya benar-benar sibuk mengerjakan proposal 9533-Banyu Urip Mobil Cepu hingga semua planning bisnis dan personal life jadi sedikit terabaikan. Katanya sih projectnya lumayan gede, untuk semuanya mungkin hampir 1.5 milyar USD lebih, yang dibagi-bagi menjadi 5 project. Tripatra bidding untuk project EPC1 Central Production Facilities.

Blok Cepu diperkirakan bisa menghasilkan oil sebesar 185.000 BOPD pada puncak-puncaknya nanti sekitar lebih kurang 5 tahunan. Setara dengan 20% produksi minyak indonesia saat ini. Bayangkan betapa strategisnya blok ini. KPS yang akan mengoperasikan blok ini adalah Mobil Cepu Ltd, subsidiary dari XOM alias raksasa minyak dunia Exxon Mobil. Selain menghasilkan Oil, blok ini juga menghasilkan gas sekitar 140 MMSCFD, yg 90 MMSCFDnya di injectkan lagi ke sumur untuk meningkatkan produksi oilnya, sisanya digunakan untuk fuelgas yg digunakan untuk power generator.

Coba kita hitung sederhana berapa yang akan didapat pemerintah dari blok ini? Pembagian bagi hasil BP Migas 80:20 untuk KPS, harga oil per barrel 75 USD X 185000 = 13.875.000 USD per hari. Wow, coba bayangkan kalau harga oil 100 USD per barrel.. Dalam 200 hari XOM akan langsung balik modal dan setelah itu mereka akan menerima bersih 20% sd 30% dari blok Cepu. Ckckck..;itupun kalo cost recovery tidak dimanipulasi, kalo dimanipulasi? XOM mungkin bisa dapat 60% hasil blok cepu setelah 200 hari balik modal. Ya berarti kira2 pemerintah bisa dapat 6,5 jt USD per-day dari blok ini alias 2 milyar dollar per tahun alias 20 trilliun rupiah pertahun yang setara dengan 4% cadangan devisa Indonesia per-tahun.

Kalau dikelola sendiri dengan professional? Indonesia akan dapat pemasukan pertahun setara 10% cadangan devisa Indonesia. Mampukah kita mengelolanya dengan professional? Mampu pastinya! Tapi kita tenggelam disana, ditenggelamkan XOM, ditenggelamkan tangan asing, ditenggelamkan Amerika.

Salam Modernisasi Indonesia!

Angkat sekali lagi gelasmu kawan!

2 hari ini saya meeting dengan Samsung partner Tripatra untuk Project Mobil Cepu, tentu saja mereka orang Korea, mereka 2 orang, Albert dan Allen, business developmentnya Samsung Engineering. Diakhir meeting, Boss saya RNR membawa partner Korea tersebut untuk makan malam di Citos, saya juga diajak.

Kenapa ke Citos? Maklum Citos adalah mall yang paling dekat dengan Tripatra, jadi gak kena macet, hehe. Sampai di Citos, mereka langsung berkomentar “Bagus Mall di Indonesia, dekat dengan kantor anda dan ramai” “di Korea tidak seramai ini” katanya. Wew.. Saya langsung terdiam, saya bilang “Ini weekend, Friday, Citos masih belum ramai dibandingkan dengan mall-mall yang ada di Senayan, ataupun Pondok Indah, dekat dengan hotel tempat kalian menginap”. Mereka kaget “wow” kata mereka. Kami terus berbincang, saya menceritakan tentang Indonesia “Diversity of Unity” the most beautiful country in the world, mereka bercerita tentang alam Korea yang keras dan orang-orangnya yang pekerja keras. Albert bercerita “Saya setiap hari berangkat kerja jam 6 pagi dan pulang jam 9 malam” wow, saya yang terkaget-kaget, dia bercerita juga tentang Pak Kwon, project managernya yang bekerja lebih keras dari dia. “Pantas Korea hebat!” dalam hati saya, Pak Kwon itu tamatan Master Mechanical Engineering Illinois Urbana Campaign USA, 28 tahun bekerja di Samsung, orangnya sederhana, keras tapi bijaksana, dan humoris. Waktu saya berkenalan dengan dia beberapa minggu yang lalu dia bilang “David, you are very handsome”, haha. Saya bilang “Thank you Pak Kwon, regardless you are not a girl” haha.

Akhirnya kami makan di Chatter box, orang-orang Korea tidak bermasalah dengan makanan, mereka suka pedas, santan dan spicy. Mereka makan dengan lahap, menikmatinya, “nice food” kata mereka. Mereka tidak merokok tapi minum sodu, sejenis sake yang terbuat dari kentang, alkoholnya lebih dari 80%. Kita bercerita banyak hal, mulai dari bisnis sampai sports. Ternyata orang Korea benar2 disiplin dan pekerja keras, bersahabat, jujur, mereka menikmati saat2 makan bersama kolega, jadi makan bersama adalah tradisi bagi mereka. Mereka mencintai keluarga, Alber dan Allen bersemangat saat menceritakan family mereka. Mereka menikmati mode, tapi secukupnya. Mereka benar-benar punya semangat nasionalisme yang tinggi, walaupun negara mereka tidak banyak sumberdaya alam. Hebat, sekali lagi hebat, pantas Korea mengalahkan US.

Saya percaya kalau Indonesia benar2 commit untuk pendidikan yang benar, mengajarjan ilmu dan mendidik mentalitas yang tangguh, Indonesia bisa menjadi lebih hebat dari Korea.

Mereka menuangkan minum buat saya. Angkat sekali lagi gelasmu David! Cheers, saya sedikit melayang tinggi.

Salam Modernisasi Indonesia!