Wednesday, June 29, 2005

Titik Kritis..

Hahaha.. "Titik Kritis" salah satu istilah yang sering gw pake. Gw suka kata2 ini sejak jaman2 SMP dulu saat belajar persamaan kuadrat, trus SMU ada lagi, pas jaman kuliah juga ada di matakuliah kalkulus, matematika rekayasa, matematika fisika...

Gw jadi ingat ama guru matematika SMP yang bikin gw cinta mati ama logika dan matematika; Thanks buat Pak Abdul Lenin yang ngajarnya "gila" sambil ngerokok dan ketawa2 sampe2 hingga sekarang gw gak bisa lepas dari yang namanya matematika.

Nah salah satu bagian dari matematika ya belajar tentang titik kritis suatu persamaan.. dari nilai titik kritis yang diperoleh, kita bisa menentukan berbagai macam nilai2 yang lain, kita bisa memprediksi kira2 kecenderungan fungsi sebelum dan sesudahnya bagaimana nilainya. Titik kritis bisa aja nilai maksimum atau nilai minimum, tergantung yang ingin kita cari. Terus kita juga bisa menentukan titik kritis tersebut apakah hanya untuk selang lokal tertentu atau titik kritis tersebut merupakan titik kritis global..

Ternyata aplikasinya banyak banget!! Apalagi untuk yang kuliah di engineering pasti menghadapi menghitung titik kritis, hanya saja nama2nya aja mungkin beda. Mulai dari kuliah Fenomena Gelombang, Fisika Modern, Kontrol, Akustik, Pengolahan Sinyal semuanya gak jauh2 dari menghitung titik kritis dengan tampilan yang sedikit berbeda.

Makanya gw suka banget dengan istilah ini.. Sampe2 kebawa2 dalam kehidupan, bahkan mimpi

Hahaha...

Saturday, June 11, 2005

Tugas Etika

Walaupun terkesan absurd dan tidak bermoral, hal pertama yang akan terpikirkan saat mendengar kata etika dan moral adalah “Apakah untungnya bagi saya?“. Sebenarnya pertanyaan tersebut bukanlah sebuah pertanyaan yang salah, akan tetapi kesalahan terbesar adalah ketidakpedulian terhadap moral dan etika itu sendiri. Salah satu permasalahan etika yang paling banyak adalah kecenderungan orang untuk mendekati etika secara negatif dan legalistik. Banyak orang menganggap etika tidak lebih dari sekedar masalah kepatuhan agar terhindar dari masalah. Untuk menghindari masalah biasanya terdapat dua cara. Pertama melakukan sesuatu dengan benar dan kadang-kadang hal ini sulit dilakukan. Kedua melakukan apa yang kita sukai, tetapi sambil menyamarkannya agar tampak melakukan sesuatu dengan benar. Jalan pertama adalah jalan yang sehat, sedangkan jalan kedua adalah curi-curi. Jika seseorang berpandangan etika dan moralitas tidak lebih dari sekedar legalitas dan kepatuhan belaka, maka orang tersebut akan cenderung tergoda untuk mencuri-curi. Jika seseorang mengerti bahwa tujuan utama etika dan moralitas adalah untuk menciptakan kekuatan sejati maka melakukan sesuatu dengan benar adalah pilihan yang harus diambil.

Cara manusia berpikir dalam suatu konteks permasalahan pasti berhubungan dengan konteks lainnya dan itu akan saling mempengaruhi. Pikiran seseorang pasti akan mempengaruhi bagaimana cara ia bertindak. Setiap tindakan yang dilakukan seseorang pasti mempunyai konsekwensi. Ada yang disebut “pemikiran dangkal” dan ada juga yang disebut “pemikiran dalam” . Setiap pemikiran ada konsekwensinya terhadap pribadi, masyarakat, negara dan dunia yang kita alami ini. Pikiran jangka pendek yang bersifat eksklusif bisa menimbulkan kehancuran jangka panjang dan akan menyebabkan kita semakin sulit untuk pengambilan keputusan etis nantinya. Dengan semakin berkembangnya teknologi yang semakin maju dan tepat guna menyebabkan perubahan dunia yang begitu cepat akhirnya kita terbiasa dengan ketergesaan. Begitupun dengan pengambilan keputusan, kita cenderung memikirkan pengaruhnya langsungnya-kenyamanan, kemudahan yang diperoleh. Kita terbiasa untuk tidak melihat cukup jauh kedepan.

Rata-rata mahasiswa menghabiskan waktu 8 semester atau 4 tahun untuk kuliah di perguruan tinggi. Sebagian besar mata kuliah yang di ajarkan berhubungan dengan profesinya kelak, jarang sekali yang berhubungan dengan humaniora apalagi mahasiswa teknik seperti di ITB. Jadwal kuliah yang padat, praktikum yang rumit serta tuntutan atas nilai yang bagus terkadang menyebabkan mahasiswa sering bertindak tidak etis dan bertentangan dengan nilai-nilai etika. Waktu 4 tahun yang dihabiskan, bukanlah waktu yang singkat, 4 tahun bisa mengubah pola pikir, sudut pandang, prinsip-prinsip seseorang. Perubahan tersebut tidak selalu ke arah yang lebih baik bahkan mungkin malah menjadi ke arah negatif. Banyak mahasiswa yang menjadi skeptis, oportunis dan arogan karena tuntutan keadaan diatas. Orientasi pendidikan perguruan tinggi dalam pandangan mahasiswa yang telah sedikit menyimpang menjadi “hanya sekedar” untuk mencari indeks prestasi yang tinggi menyebabkan mahasiswa tidak lagi menjunjung tinggi etika dan moralitas. Sesungguhnya mahasiswa banyak yang menyadari kalau banyak hal tidak benar dan bertentangan dengan nilai-nilai etika, moralitas dan kejujuran yang telah mereka lakukan selama masa perkuliahan. “Terjebak” dan tidak bisa kembali ke track yang benar, itu yang selalu dirasakan sehingga banyak mahasiswa di perguruan tinggi teknik akhirnya menurunkan standar idealisme dan nilai-nilai yang dulu mereka junjung tinggi.

Banyak yang memandang permasalahan diatas hanyalah sebuah permasalahan kecil yang tidak perlu di besar-besarkan. Namun kalau kita memandang lebih luas lagi dengan lebih objektif dan jujur, permasalahan diatas adalah sebuah permasalahan besar yang akan berhubungan dengan masa depan, masa depan pribadi, masa depan institusi perguruan tinggi, juga masa depan bangsa dan negara, masa depan kita semua. Keterpurukan bangsa ini mungkin disebabkan oleh hal kecil ini. Orang yang jujur memiliki etika dan moralitas yang baik pun belum sanggup untuk memimpin bangsa ini menjadi lebih baik, apalagi kalau mahasiswa yang sekarang sudah melanggar nilai-nilai etika dan moralitas nanti memimpin kita semua.

Kecederungan dunia yang semakin manipulatif menyebabkan kita kembali harus mempejari nilai-nilai yang benar. Banyak aturan-aturan tidak tertulis yang semua orang tahu tentang manipulasi. Aturan pertama: jangan bermain mengikuti aturan. Aturan kedua: jangan pernah mengatakan yang benar. Aturan ketiga: jangan pernah membayar tunai. Aturan keempat: jangan sampai orang melihat anda berkeringat. Manipulasi dari berbagai hal! Iklan yang penuh kebohongan, survei-survei statistik, nilai proyek, neraca keuangan, bahkan manipulasi terhadap nilai kebenaran itu sendiri.

Seperti apa jatuh cinta?

Seperti apa jatuh cinta?
Seperti embun pagi yang menyejukkankah?
Yang datang dengan kabut tipis lalu menenangkan jiwa

Adakah cinta mencengkeram?
Yang menggenggam airmata, hati, jiwa, emosi dan akal sehat.

Adakah cinta menggetarkan?
Dari ujung kaki, kemudian naik ke dada, membuat nafas tertahan, hingga menyesakkan jiwa.

Adakah cinta membingungkan?
Kenapa aku merasa begini? Samakah dengan yang dirasakannya? Kenapa dia memberiku harapan?

sun190205

Uahhh...

Akhirnya semester 8 selesai..
Setelah perjuangan "berat" untuk menyelesaikannya, untung nilai lumayan, sedikit bisa mengangkat IP gw yang pas-pasan..
Wahh temen-temen udah ada yang pada tamat juli ini, gw masih ada kuliah semester depan, sedih juga tapi harus tetap semangat.
Sekarang gw lagi di lab. sisin nih malam mingguan, cuman ada gw ama Trichand yang lagi menyelesaikan ngambil data buat TA nya. Kayaknya Trichand lagi pusing ama TA nya dan pusing gara2 gak bisa OL karena komputer gak ada yang connect..