Sunday, December 27, 2009

Terimalah Apa Yang Telah Terjadi, Teruslah Maju

Hari ini saya merasa kosong dengan hidup, menelepon beberapa teman, akhirnya menelepon orang tua di Padang. 2 jam lamanya menelepon mama saya, banyak hal yang kita bicarakan, dia curhat dengan hidupnya, saya juga, sampai saya menangis, lalu akhirnya kami tertawa bersama. Akhirnya saya merenung, mengaji, ceting dengan sahabat, memikirkan orang-orang yang saya sayangi dan pernah saya sayangi, memikirkan masa lalu dan masa depan. Lalu memutuskan menulis "curhat" dinote ini.

Kita sebagai manusia memang tak lepas dari kesalahan. Kadang-kadang kesalahan yang kita lakukan sangat serius. Kesalahan tersebut seringkali tidak disengaja dan bersifat pribadi. Kadang-kadang kita hanya tidak tahu apa yang kita lakukan. Jika dimasa lalu seseorang melakukan kesalahan buruk terhadap kita bukan berati mereka ingin melukai kita. Mungkin bisa saja karena mereka naif, bodoh dan manusiawi seperti kita. Mereka melakukan kesalahan dalam cara mengasuh kita, atau cara menjalani hubungan dengan kita, cara mengakhiri hubungan dengan kita, bukan karena ingin melakukannya, melainkan karena mereka tidak tahu cara lain.

Jika ingin, kita dapat melepaskan semua perasaan tersinggung, menyesal dan marah. Mencoba menerima diri sendiri bahwa kita adalah orang yang luar biasa karena semua hal buruk yang telah terjadi pada kita, bukan sebaliknya. Apa yang sudah terjadi terjadilah dan kita harus terus melanjutkan hidup kita. Jangan gunakan label "baik" atau "buruk" untuk apa yang telah terjadi. Ya mungkin beberapa hal memang "buruk" namun yang benar-benar buruk adalah membiarkannya mempengaruhi hidup kita. Kita dapat membiarkan semua hal membuat kita sedih, gagal, seperti katalis untuk membuat kita menjadi sakit, kesal, dan jalan ditempat. Namun akhirnya kita harus melupakannya dan menganggapnya sebagai pembentukan karakter yang positif.

Jujur, mungkin saya memiliki masa kecil yang buruk dan saya sempat membenci masa lalu saya. Saya terkadang menyalahkan dibesarkan di keluarga yang sangat aneh dan tidak memberi semangat. Namun setelah saya kuliah, sedikit-demi sedikit saya menerima bahwa apa yang terjadi tidak dapat diulang lagi, dan mencoba memilih untuk memaafkan serta terus melanjutkan hidup saya, banyak hal yang berubah menjadi lebih baik. Namun beberapa orang, bahkan orang yang saya cintai tidak memilih cara ini. Mereka memilh untuk terus menimbun rasa benci itu hingga sedemikian besar dan terus membesar.

Saya belajar, jika ingin berhasil dalam hidup saya, sangat penting bagi saya untuk menerima semua hal yang buruk sebagai bagian yang penting dalam hidup saya dan terus melanjutkan hidup. Bahkan saya ingin hal-hal buruk tersebut membakar semangat saya menuju masa depan dengan sikap yang positif. Sekarang, jika diberi pilihan, saya tak akan memilih hal lain. Ya, jika melihat kebelakang, berat rasanya menjadi seorang anak yang menjalani kehidupan saya dulu. Namun kehidupan seperti itulah yang telah membentuk saya. Saya sadar bahwa sekalipun saya dapat mendatangkan semua orang yang berbuat salah pada saya, tetap tak ada yang dapat mereka lakukan. Saya dapat saja membentak atau memaki-maki mereka, namun mereka tetap tidak dapat merubah kesalahan apa yang telah mereka lakukan. Kita juga harus sadar bahwa apa yang telah terjadi tidak dapat berubah lagi. Tidak ada jalan mundur, hanya maju. Teruslah maju.

Tuesday, December 01, 2009

Bercerita Tentang Hal Gak Penting tapi Penting

Dah lama gak ceting, ceting dimana bisa berbagi dan bercerita tentang hidup. Membahas hal-hal yg mungkin tidak penting bagi sebagian orang, tanpa takut untuk di judge dan dianggap aneh.

sunguix: Long time no see..
someone: :D
someone: selamat malam pak
sunguix: Malam..
sunguix: Akhirnya ceting jg
sunguix: Di ma kini??
someone: he eeh
someone: di rawamangun
someone: david di ma?
sunguix: Biaso.. masih di kamar.. Di cilandak, di dinginnya rintik2 hujan..
sunguix: rawamangun? tampek sia tuh?
someone: hehehe... romantis maah ;))
someone: tampek tante
sunguix: Apo nan romantis ko??

Dulu jaman-jaman masih kuliah Gw ceting tiap hari di Lab kampus, menanti saat2 itu merindukan saat2 membahas hal-hal yg tidak penting.

lala: Lo udah mulai mengerti apa?
sunguix: kesalahan gw..
lala: Baguslah kalau gitu.
lala: Tapi, apa dunia maya dan dunia nyata lo begitu berbeda?
sunguix: nggak sih..
lala: Buat gw sekarang, batas antara dunia maya dan dunia nyata gw menjadi semakin kabur.
sunguix: batasnya nggak jelas gitu.
lala: Dunia maya gw mulai melebur jadi bagian dari dunia nyata gw.
sunguix: tapi yang jelas gw masih bisa membedakan dunia nyata dan maya..
lala: Atau bahkan, dunia maya dan dunia nyata gw adalah satu kesatuan yang utuh.
sunguix: mana yang realistis dan nggak..
lala: Well, menurut gw itu tergantung seperti apa cara lo bergaul di dunia maya.
lala: Dan apa tujuan lo bergaul dengan orang2 di dunia maya ini.
sunguix: tapi mungkin aja semuanya melintasi batas antara nyata dan maya..
lala: Jadi, gw nggak pernah merasa perlu untuk menarik garis batas antara dua dunia ini.
sunguix: ohh..
lala: Karna, hidup gw di dunia maya nggak kompleks.

Waktu terus berlalu hidup pasti berjalan, impian akan terus ada....

Dan aku selalu mencintaimu, tempat ego selalu tumbuh, tempat kesedihan selalu bermula, tempat rindu selalu ada......

Monday, September 28, 2009

I already forget how I used to feel about you

Clementine: This is it, Joel. It's going to be gone soon. 

Joel: I know. 

Clementine: What do we do? 

Joel: Enjoy it.

Hari ini gw teringat dengan salah satu film cinta favorite gw, “Eternal Sunshine of the Spotless Mind” yang dibintangi oleh Jim Carrey dan Kate Winslet. 

Bercerita tentang Joel (Carrey) seseorang yang kurang gaul di lingkungannya dan Clementine (Winslet) kekasihnya yang bebas dan free spirit. Mereka berdua saling tertarik dan mencintai walaupun memiliki kepribadian yg sangat berbeda.

Mereka tidak sanggup mempertahankan cinta tersebut, akhirnya mereka berpisah setelah 2 tahun bersama. Setelah sebuah pertengkaran yg dahsyat, Clementine menghapus memori percintaan mereka dari pikirannya. Mengetahui hal tersebut, Joel menjadi hancur kemudian pergi ke dokter, melakukan hal yg sama untuk menghapus memorinya mengenai Clementine. Saat tidak sadar ketika proses penghapusan memorinya, Joel ingin memiliki kesempatan kedua and memutuskan untuk tetap mempertahankan memorinya tentang Clementine.  

Sebagian film ini bersetting gelap, kelam, penuh emosi dan lambat. Kalo bukan penggemar film drama berat pasti ketiduran saat menontonnya. Di film ini paling banyak menggambarkan moment saat Joel mencoba mempertahankan memorinya mengenai Clementine ketika proses penghapusan terjadi. Memorinya mengenai Clementine perlahan terhapus tapi Joel berusaha mempertahankannya sekuat tenaga saat berada di ketidaksadarannya.

Cerita berlanjut, Clementine akhirnya berhubungan dengan Patrik, Karyawan tempat dimana menghapus memori tersebut.Patrik memanfaatkan memori-memori Clementine saat berhubungan dengan Joel, membuat clementine seakan-akan bahagia saat berhubungan dengannya. 

Clementine berjumpa lagi dengan Joel, mereka berkenalan kembali, menceritakan diri mereka saat mereka tidak saling mengenal karena sudah kehilangan memori terhadap masing-masing. And entah kenapa, they falling love again afterwards realize that even if everything in life isn't perfect, their relationship can still be worthwhile.

Salah satu quote di film ini:

Clementine: Joely?

Joel: Yeah Tangerine? 

Clementine: Am I ugly? 

Joel: Uh-uh.

Clementine: When I was a kid, I thought I was. I can't believe I'm crying already. Sometimes I think people don't understand how lonely it is to be a kid, like you don't matter. So, I'm eight, and I have these toys, these dolls. My favorite is this ugly girl doll who I call Clementine, and I keep yelling at her, "You can't be ugly! Be pretty!" It's weird, like if I can transform her, I would magically change, too. 

Joel: [kisses Clementine] You're pretty. 

Clementine: Joely, don't ever leave me.

Joel: You're pretty... you're pretty... pretty...

Nice Movie! Must Seen...


Sunday, August 09, 2009

Surat Untuk W.S Rendra

Teringat,

pertama kali Gw menyukai karya Bung,

saat masih bocah ingusan,

saat celana masih biru,

saat hidup terasa berat,

saat semua bacaan Gw lahap,

sampai sekarang, jujur,

sajak Bung, membuat Gw sedikit lebih kuat,

menjadi berbeda, lebih memaknai semuanya,

dulu waktu pertama kali Gw membaca sajak bung "makna sebuah titipan",

Gw terdiam lama Bung!, speechles,

“ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

selamat jalan Bung,

bung telah membuktikan semuanya,

"perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata"

-----------------------------------------------------------------------

Makna Sebuah Titipan dari: W.S. Rendra

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa :

sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?

Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.

Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…

“ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

Sunday, August 02, 2009

Someday Lyrics

Gw lagi seneng dengar lagu ini, soundtracknya August Rush.
Nikmati aja, just enjoy, gak ada maksud apa2.


Someday
by John Legend

As days go by
and fade to nights
I still question
why you left
I wonder how
it didn�t work out
but now you�re gone
and memories all I have for now
but no it�s not over
we�ll get older we�ll get over
we�ll live to see the day that I hope for
come back to me
I still believe that
we�ll get it right again
we�ll come back to life again
we won�t say another goodbye again
you�ll live forever with me
someday, someday
we�ll be together
someday, someday
we�ll be together
I heard someday
might be today
mysteries of destinies they
are somehow
and are someway
for all we know
they come tomorrow
for today
my eyes are open
my arms are raised for your embrace
my hands are here to mend what is broken
to feel again the warmth of your face
I believe there is more to life
oh I love you much more than life
and still
I believe I can change your mind
revive what is dying inside
and someday, someday
we�ll be together
someday, someday
we�ll be together
someday, someday
we�ll be together
we�ll be together
we�ll be together
someday

Wednesday, July 29, 2009

Sang Alkemis; sebuah novel sederhana yang tidak sederhana

Sang Alkemis adalah salah satu novel favorite Gw yang Gw baca berkali-kali tanpa bosan! This novel is about me and you, about us! Novel sederhana tentang petualangan, impian dan cinta. Membaca novel ini tidak akan seperti membaca Harry Pottery atau Narnia yg akan membawa kita ke dunia lain atau tidak seperti novelnya Dan Brawn yg membawa kita ke misteri patung-patung, membaca novel Sang Alkemis ini ini membawa kita kepada diri kita sendiri dan impian-impian kita.



Impian, simbol, tanda-tanda dan petualangan selalu mengikuti Gw sehingga sangat menyukai kebijakan sederhana saat membaca yang disuarakan oleh Sang Alkemis kepada Santiago, tokoh dalam novel karangan Paulo Coelho ini. Sang Alkemis adalah sebuah novel yang mengkombinasikan atmosphere mistisme abad pertengahan dengan nyayian indah gurun sahara. Dengan penuh simbolisme, novel ini mengajak kita untuk tidak takut menghadapi takdir personal kita, suara hati dan membuat kita untuk kembali mengikuti impian-impian kita, karena hanya dengan menemukan takdir dan misi personal kita di dunia ini, kita bisa menemukan jalan untuk menemukan Tuhan, menemukan nilai dari setiap kebahagiaan dan arti keberadaan dan penciptaan kita olehNya.

Novel ini menceritakan dongeng tentang Santiago, seorang bocah laki-laki dari Spanyol yang memiliki impian serta keteguhan hati untuk mengejar impian tersebut. Setelah mendengarkan tanda-tanda “personal sign”-nya, Santiago berpetualang mengejar impiannya, melakukan self exploration, mencari tanda-tanda untuk menemukan harta karun yang tersembunyi disekitar pyramids di Mesir.

Saat akan berangkat berpetualang, ayah Santiago berpesan “Kelilingi dunia sampai kamu menyadari bahwa istana kitalah yang terindah dan wanita-wanita kitalah yang terindah”. Dalam petualangannya, Santiago berhasil menemukan indahnya dunia dan menemukan orang-orang yang menarik seperti Raja, Pedagang, dan Alkemis. Namun bagaimanapun juga, diakhir novel ini, Santiago tidak bisa membohongi hatinya kalau harta karun yang terindah itu adalah petualangan yang telah dilaluinya, pencapaian yang telah dia buat dan kebijaksanaan yang diperolehnya dalam setiap perjalanannya.

Sang Alkemis adalah novel yang sangat menarik karena penuh dengan semangat optimisme; novel ini menceritakan bahwa “segalanya mungkin terjadi selama kita benar benar menginginkan hal tersebut terjadi”. Mungkin kata tersebut terdengar terlalu menyederhanakan philosophy dan mistisme abad pertengahan, tapi Gw sangat menyukai ide “hal sederhana akan jauh lebih bernilai dan hanya orang yang bijak yang bisa menghargai kesederhanaan”

Sang Alkemis dalam bentuk seorang Raja berkata pada Santiago “Saat kamu benar-benar ingin sesuatu terjadi, maka seluruh universe akan bersatu padu untuk membuat apa yang kamu inginkan itu menjadi kenyataan”. Inilah yang menjadi inti philosophy dan getaran yang bisa kita rasakan saat membaca novel ini. Dan kenyataannya memang sebagian besar dari kita termasuk Gw ingin sekali mempercayai apa yang dikatakan oleh Sang Alkemis tentang mewujudkan impian! Walaupun terkadang kita kehilangan kekuatan untuk mengontrol hidup kita dan harus menghargai takdir yang telah kita jalani.

Dalam novel ini juga diceritakan Santiago menemukan soulmatenya dan rahasia kebijaksanaan dalam liarnya alam gurun. Menurut Gw, gurun merupakan symbol dari rintangan dan kehidupan. Di gurun Santiago bertemu dengan pasangan hidupnya, dan menemukan bahwa cinta adalah inti dari keberadaan dan penciptaan. Seperti yang dituliskan Coelho dalam novel ini, "saat kita jatuh cinta maka kita akan selalu mencoba untuk mengimprove diri kita dan saat-saat jatuh cinta adalah dimana semua hal mungkin terjadi pada diri kita", everything possible saat jatuh cinta. Saat mengejar impianlah kita akan menemukan cinta sejati. Bentuk cinta di inspirasikan dalam kata-kata indah "I love you because the whole universe conspired for me to come close to you".

I love U full!

You can read and enjoy this novel!

Wednesday, July 01, 2009

Work Hard Play Hard!

My boss said "Lets Work Hard Play Hard! You are still young, what will you do at home?". Dahsyat, sudah 2 bulan Gw balik dari Gresik, di Jakarta lagi sekarang. Jadi Project Engineer sekarang alih profesi sebelumnya Instrument Engineer. Just for information, rata-rata Sabtu Minggu Gw masuk kantor, Selasa, Rabu, Kamis pulang diatas jam 10 malam. Dalam seminggu pasti ada satu hari Gw pulang lebih dari jam 2 pagi. Setelah Gw pikir2 benar juga, mau ngapain Gw pulang ke kosan? Maen? Nonton TV? Pacaran? Gw dah apatis dengan TV, dengan Cinta mungkin juga, Gw masih 25!.

Gw ada tanggung jawab untuk 2 proposal sekarang, Naphtha Plant sama BOO Pondok Tengah. Banyak belajar, banyak energi yang harus dikeluarkan, banyak juga hal yang bisa Gw dapat. Gw bisa belajar "real project management", learn how to managing resources, managing people, solving problems, negotiating, communication, advise team spirit, wew, its real!... Capek pasti, tapi puas banget rasanya kalau bisa melewati masalah dengan pencapaian hebat.

Tiba-tiba Gw teringat lagi dengan buku-buku yang pernah Gw baca dulu, buku tentang teori leadership, buku tentang management, ada flashback dipikiran Gw. Prepare diri, selalu berikan yang terbaik sekuat mungkin.

For the future great business, future new entrepreneur, future Indonesian leader.

Tiga Hari Penuh Badai, JK! (Tempo, 26 Desember 2005)

HALAMAN 32 Majalah Tempo Edisi Khusus Akhir Tahun (26 Desember 2005), menuliskan sebuah “drama” luar biasa dengan pemeran utama Muhammad Jusuf Kalla, saat tsunamin membongkar Aceh pada 26 Desember 2004. Berikut kisah tersebut, yang saya kutip dari sebuah postingan di Kompasiana.

Inilah kisah di pusat kekuasaan selama tiga hari pertama setelah tsunami. Mengenang setahun tragedi itu, beberapa sumber termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla serta Menteri Komunikasi dan Informasi Sofjan Djalil menuturkan kenang-kenangan mereka kepada Tempo.

****

Baru duduk di jok mobilnya, telepon seluler Jusuf Kalla berdering-dering. Staf pribadinya melaporkan: “Pak, di Aceh ada tsunami. Dahsyat sekali.” Pagi itu, 26 Desember 2004, Kalla hendak menghadiri halal bihalal warga Aceh di Senayan, Jakarta. Kalla lalu mengirim pesan pendek ke telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang pagi itu berada nun jauh di Nabire, Papua. Presiden menemui korban gempa yang melumat Nabire sehari sebelumnya.

Presiden membalas: “Saya sudah dengar. Tolong koordinasikan.” Kalla lalu menelepon Azwar Abubakar, Wakil Gubernur Provinsi Aceh. Gubernur Abdullah Puteh saat itu telah ditahan di penjara Salemba karena dugaan kasus korupsi.

Kalla juga mengontak Kapten Didit Soerjadi, pilot pesawat pribadinya. Didit sedang beristirahat. “Kau segera mandi dan berangkat ke Aceh,” perintah Kalla. Semuanya serba buru-buru. Perintah terus mengalir saat Didit mandi. “Lucu juga, saya mandi sambil terima telepon Pak Wapres,” kenang sang pilot. Wapres menggegas semua stafnya menelepon semua pejabat di Aceh. Sial, tak satu pun menyahut. Kalla mulai cemas.

Di Aceh, dunia berhenti pagi itu. Bumi berguncang dengan kekuatan 8,6 pada skala Richter, air laut tumpah ke daratan. Beberapa keluarga sempat mengabarkan soal air bah kepada kerabat di Jakarta. Cuma sebentar. Lalu telepon putus total.

Halal bihalal warga Aceh di Senayan dibuka pada pukul sembilan lebih, berlangsung dalam suasana tegang sekali. Berita tsunami sudah menyebar. Banyak yang sibuk menelepon. Beberapa orang berlinang air mata. Ada yang histeris, gusar kian-kemari. Kalla berpidato sekenanya. Hampir tak ada yang mendengar. “Orang-orang ingin acara itu cepat kelar,” tutur Kalla kepada Tempo. Turun panggung, Kalla menggelar rapat mendadak di situ.

Dia memerintahkan Sofjan Djalil memimpin rombongan pertama ke Aceh. “Pakai pesawat saya saja,” kata Wapres. Anggota rombongan 30 orang, antara lain Menteri Perumahan Rakyat Yusuf Azhari, Azwar Abubakar, dan beberapa tetua Aceh. Kalla membekali Sofyan uang Rp 200 juta dan sebuah telepon satelit. “Begitu kau tiba di Aceh, langsung telepon saya,” perintahnya. Mereka menjadi rombongan pertama pemerintah yang terbang ke Aceh di hari pertama tsunami.

Pesawat berputar dua kali di langit Banda Aceh. “Dari udara Aceh terlihat hancur total,” tutur Kapten Didit. Menara bandara retak. Tak satu pun petugas di menara. Untung, pesawat mulus mendarat, sekitar pukul enam sore.

Anggota rombongan membeli beras dan mi instan di beberapa toko dekat bandara, lalu beranjak ke pendapa kantor gubernur sekitar pukul tujuh malam. Jalanan sunyi senyap. Gelap gulita. Satu-satunya penerangan cuma lampu mobil. Sungguh mengerikan. Mayat bergelimpangan di jalan, di kolong rumah, tersangkut di dahan pohon. Beberapa ekor anjing berlari ke sana kemari. Anggota rombongan mulai menangis sesenggukan.

Malam itu ratusan orang menumpuk di pendapa kantor gubernur. Banyak yang luka parah. Puluhan mayat dijejerkan di latar depan pendapa. Aceh lumpuh total. Koordinasi tak jalan karena aparat pemerintah pusing mencari sanak keluarga. Kepala Polres Banda Aceh hanyut ditelan tsunami.

Azwar Abubakar, Wakil Gubernur Aceh, bisa memimpin. Namun, dia sedang galau. Rumahnya di Blang Padang hancur. Ia tak tahu nasib anak-anaknya. Wakil Gubernur ini pulang ke rumahnya ditemani Sofjan Djalil, Jusuf Azhari dikawal dua tentara. Mobil melaju dalam gelap, menghindari mayat-mayat yang direbahkan di kiri-kanan jalan. Mobil berhenti kira-kira 50 meter dari rumah Azwar sebab sampah menggunung menutup jalan.

Wakil Gubernur turun ditemani seorang tentara. Dipandu nyala senter, mereka mengendap-endap. Sofjan menunggu dengan cemas. Setengah jam berlalu, Azwar pulang. “Di rumah banyak mayat, tapi anak-anakku tak kelihatan,” katanya penuh kecemasan. Mereka lalu balik ke pendapa.

Berkali-kali Sofjan menelepon Jusuf Kalla di Jakarta. Tak bersahut. Di Jakarta, Wapres menggelar sidang kabinet darurat di rumah dinas Jalan Diponegoro pada pukul 21.30 WIB. Sembilan menteri dan Panglima TNI hadir. Sembari rapat, Kalla berkali-kali pula mengontak Sofjan. Tak bersambung juga. “Sofjan itu bawa telepon satelit kok tidak sambung-sambung,” kata Kalla.

Di Aceh, Sofjan memutuskan mengirim kabar lewat Orari Angkatan Udara di Aceh. Orari Jakarta meneruskan pesan itu ke telepon seluler Jusuf Kalla. Ini laporan pertama Sofjan dari wilayah bencana: “Pak, korban sekitar 5.000 hingga 6.000.” “Astagfirullah, astagfirullah,” kata Kalla berkali-kali sembari mengusap wajah. Sejumlah menteri tertunduk. Hening menyapu ruang rapat.

Kalla melanjutkan pesan ke Presiden Yudhoyono yang malam itu sudah tiba di Jayapura. Presiden menyampaikan belasungkawa kepada korban bencana. Besoknya, Presiden terbang menuju Aceh.

Pukul sepuluh malam, telepon satelit Sofjan sukses menembus Jakarta. “Eh, ini Sofjan,” ujar Kalla kegirangan. “Apa yang terjadi? Kenapa kau tak telepon-telepon?” tanya Kalla dengan suara keras. “Saya stres, Pak. Di sini gelap sekali,” sahut Sofjan dari seberang. “Besok aku susul ke sana,” ujar Kalla. Percakapan ditutup.

Malam itu Kalla mematangkan persiapan ke Aceh. “Saya minta Anda menyediakan dana sepuluh miliar uang kontan,” perintah Kalla kepada Menteri Keuangan Jusuf Anwar. Jusuf tertegun. “Pak, kalau segitu tak ada,” jawabnya. “Saya tidak mau tahu. Itu urusanmu,” kata Kalla. Rapat bubar larut malam.

Di larut malam itu, pendapa kantor gubernur di Banda Aceh masih gaduh. Warga yang luka parah dirawat seadanya. Koordinasi sulit karena aparat sibuk mencari keluarga masing-masing. Kepala Polda Aceh Bahrumsyah datang ke pendapa dengan terengah-engah. Wajahnya letih. Si Kapolda cuma mengenakan pakaian dinas tanpa alas kaki alias nyeker. Orang hilir-mudik di pendapa membikin Sofjan bingung menjaga uang Rp 200 juta yang dia bawa dari Jakarta. Ia meminta seorang anggota DPRD dari Partai Keadilan Sejahtera menjaga uang itu. “Orangnya berjenggot. Uang pasti aman,” ujar Sofjan.

Sang Menteri lalu merebahkan badan di atas karpet. Belum lagi mata terpejam, terdengar pekikan, “Gempa! Gempa!” Orang-orang berlari. Sofjan ikut kabur. Setelah bergoyang beberapa menit, bumi kembali tenang. Warga kembali ke pendapa. Tak berapa lama, teriakan gempa terdengar lagi. Semua berhamburan, termasuk Pak Menteri. Malam itu gempa datang berkali-kali. Lama-lama, Sofjan putus urat takutnya. Saat orang-orang kabur, ia terlelap. “Sudah jam dua pagi, masak lari-lari terus. Saya lelah sekali,” kenangnya. Besoknya, orang ramai menggunjingkan kehebatan nyali Pak Menteri.

*****

Hari kedua, 27 Desember. Entah bagaimana caranya, Menteri Keuangan berhasil menyediakan uang kontan pagi itu. Jumlah Rp 6 miliar. Menjelang siang, Kalla terbang ke Aceh membawa serta uang satu peti. Petang hari, Presiden Yudhoyono mendarat di Lhokseumawe. Wajahnya sedih. “Tadi pagi saya meninjau Nabire. Sore ini saya di Lhokseumawe menemui saudara-saudara yang tertimpa musibah lebih besar lagi,” katanya.

Setibanya di Banda Aceh, Kalla memerintahkan stafnya memborong beras, mi instan, dan aneka makanan lain. Karena berasnya kurang, Kalla bertanya, “Eh, berasnya sedikit sekali. Mana beras dari Dolog?” Seseorang menjawab, pintu Dolog digembok. Si pemegang kunci tak diketahui rimbanya. Wakil Presiden menyergah dalam nada tinggi “Buka! Kalau tak bisa, tembak gerendelnya. Apa perlu tanda tangan Wapres untuk buka pintu Dolog?” Suasana tegang. Beberapa polisi bergegas membidik gembok. Beras pun mengalir.

Rombongan Kalla berlalu ke pendapa kantor gubernur. Di Lambaro, mereka menyaksikan ratusan mayat berjejer di depan toko. “Masya Allah,” ucap Kalla. Badannya lemas. Di pendapa ia menggelar rapat, lalu keliling kota bersama Mar’ie Muhammad, Ketua Palang Merah Indonesia, yang datang sehari sebelumnya. Kota itu lautan mayat.

Mayat-mayat harus segera dikubur karena bau busuk menikam hidung. Untung, ada seorang ustad. Kalla minta ustad itu mendoakan tumpukan jenazah sebelum dikuburkan. Tapi siapa yang menjamin sahnya pemakaman? “Saya jamin,” kata Kalla. Ia mencorat-coret di atas kertas, lalu membubuhkan parafnya. “Tolong keluarkan ayat yang pantas-pantas saja,” pintanya kepada ustad.

Sore hari Kalla terbang dengan helikopter ke Lhok Nga untuk menjatuhkan mi instan dari udara. Helikopter itu tak punya sabuk pengaman. Setiap pesawat memutar, tubuh Kalla serong ke kiri, serong ke kanan. Rombongan Kalla terbang ke Medan pukul tujuh malam. Sofjan Djalil yang sudah dua hari di Banda Aceh minta ikut pulang. “Baru dua hari sudah minta pulang. Kau tetap di sini,” jawab Kalla. Malam itu Sofjan pusing tujuh keliling menjaga uang satu peti yang dibawa Kalla. Takut uang itu dicolong, Menteri Sofjan dan kawan-kawannya tidur mengitari peti itu.

*****

Hari ketiga, 28 Desember. Presiden Yuhdoyono terbang dari Lhokseumawe menuju Banda Aceh. Kalla yang sudah berada di Medan mendapat kabar Meulaboh rata tanah. Ia memerintahkan stafnya mencari pesawat ke Meulaboh. Dapat pesawat Angkatan Udara. Dari udara, Meulaboh tampak seperti tanah gusuran. “Astagfirullah,” ucap Kalla berkali-kali.

Kalla meminta pilot terbang lebih rendah. Pilot mengangguk. Kalla minta lebih rendah lagi. Kali ini pilot bilang, “Tak bisa, Pak. Bahaya.” “Kau ini orang mana?” tanya Kalla. “Saya orang Makassar, Pak,” jawab si pilot. “Ah, orang Makassar kok penakut,” sergah Kalla. Pilot mengalah, pesawat melayang cuma beberapa meter di atas pucuk kelapa. Untung saja arahnya ke laut.

Setelah berkali-kali memutar di atas Meulaboh, pesawat kembali ke Medan. Kalla langsung rapat dengan Gubernur Sumatera Utara Rizal Nurdin-kini sudah almarhum. Dia memerintahkan Gubernur mengirim makanan ke Meulaboh. Keduanya sempat bersoal-jawab.

+ “Bagaimana caranya, Pak?” tanya Gubernur.
- “Lewat udara, buang dari pesawat,” jawab Kalla.
+ “Kalau dibuang nanti pecah, Pak.”
- “Tidak apa-apa, toh sampai di perut pecah juga.”
+ “Ya, tapi nanti basah Pak.”
- “Bungkus saja pakai plastik.”
+ “Pak, nanti jatuh ke GAM,” Gubernur berusaha menjelaskan.
- ” Tidak apa-apa. GAM juga manusia. Perlu makan,” nada Kalla mulai meninggi.
Beberapa orang membisiki Gubernur supaya jangan membantah.
+ “Jadi, bagaimana, bisa atau tidak?” tanya Kalla.
- “Siap, Pak,” jawab Gubernur.

Pesawat pemasok makanan melayang ke Meulaboh. Presiden dan Wakil Presiden kembali ke Jakarta pada hari ketiga.

Lalu, bantuan kemanusiaan mulai mengalir dari segenap penjuru dunia..