Thursday, May 01, 2008

Korupsi

Hari ini Gw baca milis, isinya tentang korupsi. Menyedihkan memang. Korupsi sudah menjadi borok bangsa ini, sudah berdarah-darah dan bernanah-nanah, kebiasaan yang sudah mendarah daging. Bahkan para koruptor-koruptor itu bangga dengan apa yang mereka lakukan. Sering sekali Gw mendengar kalimat-kalimat orang kampung seperti ini “Waah.. si Anu jadi kaya sejak dia Jadi anggota Dewan“.

Menurut Gw, kehidupan bangsa kita yang semakin materialistis, oportunis, budaya konsumerisme adalah salah satu katalis bagi berkembangnya korupsi. Semua diukur dari materi pada jaman serba susah ini. Lo gak ada apa-apanya tanpa gaji yang gede, tanpa mobil mewah, tanpa rumah besar. Mumpung ada kesempatan, ambil, take it, kenapa musti berpikir panjang. Diperparah lagi 32 tahun lamanya orangtua kita dibesarkan didalam budaya korup yang tidak terlihat, menyebabkan semua berpikir menjadi pragmatis. ”Kalo lo jadi pegawai negeri, kerja di BUMN, lo gak perlu pusing-pusing deh, gak perlu kerja berat, tapi dapat duit banyak, ada sampingannya pula” , orang tua Gw sendiri yang ngomong seperti itu. Gak ada yang salah memang dengan bekerja sebagai pegawai negeri ato BUMN, tapi niatnya yang salah, cara memandangnya yang salah. Gw yang kerja di swasta nasional berpikir ”Gw musti kerja benar, karena bertanggung jawab pada perusahaan, Gw akan naik grade, dapat bonus kalo kerja Gw bener”. Tapi sebaliknya kalo Gw kerja jadi Pegawai Negeri, Gw musti bertanggung jawab ama siapa? Pekerjaan Gw siapa yang akan menilai dan mengukur? Ujung-ujungnya terjadilah jilat-jilatan, kalo Gw deket ama pimpinan, Gw bisa naik jabatan, kalo si Anu Boss nya pasti semua anak buahnya temen sekampung. Semua tidak lagi diukur dengan alat ukur yang benar, yang terjadi adalah kronisme yang kronis sedangkan profesionalisme hilang entah kemana.

Ekstrimnya, menurut Gw sah-sah aja pemerintah menyewa manajer-manajer profesional yang sanggup me-manaje daerah, kabupaten, kota ato bahkan jadi gubernur sekalipun. Kasi kontrak gede, trus berikan tanggung jawab yang besar pula, dengan target-target yang jelas. Jangan terpaku dengan yang namanya lamanya pengabdian, semua musti dinilai dari apa yang bisa lo berikan kedepan, kalo dalam 1 tahun gagal kenapa musti diteruskan?

Semua musti berubah berubah jadi lebih baik,Gw pernah nyontek waktu SMA, kuliah, Gw gak menyesalinya, tapi menjadikan hal tersebut sebagai sebuah pelajaran untuk tidak mengulanginya. Ada vendor yang menawarkan segepok duit buat Gw supaya membeli barangnya. Gw cuman bisa bilang ”Gw gak butuh yang begituan Boss, you kasi aja harga murah, technical comply, barang you pasti Gw beli. Gw masih muda, you masih muda, nantinya kita yang akan meneruskan estafet bangsa ini, kalo dari sekarang sudah korup, mau jadi apa nantinya”. Vendornya tersenyum masam, barangnya gak pernah Gw beli walaupun harganya murah.

No comments: