Monday, July 04, 2011

Heaven just only fairy tale (1)


Baca berita di Internet tentang kontroversi yang dikeluarkan oleh Stephen Hawking mengenai “Heaven just only fairy tale” tiba-tiba banyak orang yang mengomentari dengan mengatakan Hawking idiot, bodoh, masuk neraka, goblok, gak punya Tuhan, negative dan sinisme. September 2010 Hawking merilis buku terbarunya “The Grand Design” ditulis dengan Leonard Mlodinow ahli fisika dari Caltech. 2 bulan lalu saya akhirnya berhasil mendapatkan buku ini di Kyobo bookstore Seoul dan menyelesaikan membacanya. Saya beruntung memiliki background fisika dan fisika modern yang cukup untuk memahami apa yang ditulis oleh Hawking dengan mudah. Berikut sedikit review saya untuk bukunya. Enjoy it.

Dalam buku ini Hawking menawarkan kombinasi beberapa relativitas theory dari Enstein dan quantum theory dari Feynman yang akhirnya dia sebut M-Theory.

Buku ini dibuka dengan pertanyaan mendasar yang selalu kita pertanyakan atas keberadaan kita di jagad raya semesta kehidupan ini adalah:

  • Mengapa ada sesuatu yang tidak ada?
  • Mengapa kita ada dan exist?
  • Mengapa hukumnya ini, mengapa bukan yang lain?

Pikiran saya pun melayang ke masa kecil, saat orang tua menyuruh saya untuk memikirkan tentang Tuhan dan kehidupan. Keluarga saya bukan keluarga yang hebat, malah aneh menurut saya. Saya bertanya-tanya, kenapa saya dilahirkan di keluarga ini, bukan di keluarga yang lain. Itu adalah pikiran pertama saya tentang alasan keberadaan. Akhirnya saya membuka kitab suci, menyelesaikan membaca ayat demi ayat, menyelesaikan membaca terjemahannya dengan rasa penuh ingin tahu. Sampai saya menyelesaikannya tanpa pernah disuruh oleh orang tua. Sekarang pun mereka tidak pernah menyuruh saya beribadah, tapi selalu bilang “ingat Tuhan nak”. Tentu saja Tuhan atau God disini adalah Tuhan yang saya definisikan di pikiran saya sendiri, dan pasti berbeda dengan pikiran orang tua saya tentang Tuhan. Pencarian terhadap keberadaan pun dimulai.

Masuk ke chapter pertama, Hawking dan Mlodinow menceritakan tentang akses dan sejarah elegan perkembangan ilmu pengetahuan dari zaman purba, Yunani kuno, hingga sampai ke Kosmologi modern. Di chapter ini Hawking menjelaskan milestone ilmu pengetahuan, pencapaian-pencapaian manusia tentang alam raya ini. Dulu Ionian Yunani kuno berfikir apa yang terjadi di dunia ini adalah kehendak para dewa, kita pasrah menerimanya, kemudian semua bisa dijelaskan dengan Natural Law atau hukum alam, bukan hanya sekedar kehendak para dewa. Pada masa itu secara scientific manusia berfikir bumi ini datar, tidak salah memang, karena memang seperti itulah fakta yang kita rasakan, tapi teori bumi datar tidak bisa lagi di generalisir saat kita menemukan fakta-fakta baru tentang bumi. Sampai akhirnya semua mengatakan bumi kita ini ini bulat dan pusat semesta, sampai Copernicus membuat teori kalau Matahari lah sebagai pusat semesta. Dan akhirnya sekarang kita tau ada pusat universe dan kita hanya bagian kecil di luar pusat universe kita ini, dan kita berhasil mengeksplorasinya. Sebenarnya pusat universe itu adalah pengederhanaan perhitungan kita, kita bisa saja membuat hukum kalau bumi sebagai pusat semesta, tapi coba bayangkan kerumitan persamaan matematikanya.

Jaman SMP dulu di Padang semua orang begitu percaya kalau bumi itu bulat, tiba-tiba saya memancing semua orang di kelas, dengan kalimat “saya yakin kalau bumi itu datar”. Semua heboh, kecuali satu orang teman saya dia ketawa dan setuju dengan saya. Saat itu saya baru saja belajar tentang gradient persamaan garis, idenya adalah “setiap gradient dihitung dengan garis lain yang tegak lurus dengan persamaan garis itu sendiri” artinya persamaan garis adalah gabungan dari tak hingga garis lurus. Saya menjelaskan itu dan memakai teori itu untuk bumi itu datar artinya bumi yang bulat adalah gabungan dari tak hingga permukaan datar, artinya bisa saja kalau saya mendefinisikan kalau bumi itu datar yang di gabung-gabungkan. Tidak banyak yang mengerti semua semakin menganggap saya bodoh karena nilai raport saya merah terus, cuman satu orang yang mengerti, dan kami sama-sama kuliah di ITB, saya di FT, dia di Tekim.

Abad ke 20 perkembangan ilmu pengetahuan tentang mekanika quantum semakin berkembang, kita berhubungan dengan perilaku dan sifat-sifat di level atom, sub atom dan relativitas yang menjadi penjelasan terbaik tentang gravitasi. Semuanya mengubah perspective dan sudut pandang kita terhadap materi, terhadap fisika klasik. Walaupun sebenarnya fisika klasik masih selalu bisa dipakai untuk menjelaskan tori mekanika biasa untuk permasalahan sehari-hari. Bapaknya mekanika quantum adalah Richard Feynman, lulusan MIT yang menjadi professor di Caltech.

(to be continued)


No comments: