Sunday, December 27, 2009
Terimalah Apa Yang Telah Terjadi, Teruslah Maju
Tuesday, December 01, 2009
Bercerita Tentang Hal Gak Penting tapi Penting
Dah lama gak ceting, ceting dimana bisa berbagi dan bercerita tentang hidup. Membahas hal-hal yg mungkin tidak penting bagi sebagian orang, tanpa takut untuk di judge dan dianggap aneh.
sunguix: Long time no see..
someone: :D
someone: selamat malam pak
sunguix: Malam..
sunguix: Akhirnya ceting jg
sunguix: Di ma kini??
someone: he eeh
someone: di rawamangun
someone: david di ma?
sunguix: Biaso.. masih di kamar.. Di cilandak, di dinginnya rintik2 hujan..
sunguix: rawamangun? tampek sia tuh?
someone: hehehe... romantis maah ;))
someone: tampek tante
sunguix: Apo nan romantis ko??
Dulu jaman-jaman masih kuliah Gw ceting tiap hari di Lab kampus, menanti saat2 itu merindukan saat2 membahas hal-hal yg tidak penting.
lala: Lo udah mulai mengerti apa?
sunguix: kesalahan gw..
lala: Baguslah kalau gitu.
lala: Tapi, apa dunia maya dan dunia nyata lo begitu berbeda?
sunguix: nggak sih..
lala: Buat gw sekarang, batas antara dunia maya dan dunia nyata gw menjadi semakin kabur.
sunguix: batasnya nggak jelas gitu.
lala: Dunia maya gw mulai melebur jadi bagian dari dunia nyata gw.
sunguix: tapi yang jelas gw masih bisa membedakan dunia nyata dan maya..
lala: Atau bahkan, dunia maya dan dunia nyata gw adalah satu kesatuan yang utuh.
sunguix: mana yang realistis dan nggak..
lala: Well, menurut gw itu tergantung seperti apa cara lo bergaul di dunia maya.
lala: Dan apa tujuan lo bergaul dengan orang2 di dunia maya ini.
sunguix: tapi mungkin aja semuanya melintasi batas antara nyata dan maya..
lala: Jadi, gw nggak pernah merasa perlu untuk menarik garis batas antara dua dunia ini.
sunguix: ohh..
lala: Karna, hidup gw di dunia maya nggak kompleks.
Waktu terus berlalu hidup pasti berjalan, impian akan terus ada....
Dan aku selalu mencintaimu, tempat ego selalu tumbuh, tempat kesedihan selalu bermula, tempat rindu selalu ada......
Monday, September 28, 2009
I already forget how I used to feel about you
Clementine: This is it, Joel. It's going to be gone soon.
Joel: I know.
Clementine: What do we do?
Joel: Enjoy it.
Hari ini gw teringat dengan salah satu film cinta favorite gw, “Eternal Sunshine of the Spotless Mind” yang dibintangi oleh Jim Carrey dan Kate Winslet.
Bercerita tentang Joel (Carrey) seseorang yang kurang gaul di lingkungannya dan Clementine (Winslet) kekasihnya yang bebas dan free spirit. Mereka berdua saling tertarik dan mencintai walaupun memiliki kepribadian yg sangat berbeda.
Mereka tidak sanggup mempertahankan cinta tersebut, akhirnya mereka berpisah setelah 2 tahun bersama. Setelah sebuah pertengkaran yg dahsyat, Clementine menghapus memori percintaan mereka dari pikirannya. Mengetahui hal tersebut, Joel menjadi hancur kemudian pergi ke dokter, melakukan hal yg sama untuk menghapus memorinya mengenai Clementine. Saat tidak sadar ketika proses penghapusan memorinya, Joel ingin memiliki kesempatan kedua and memutuskan untuk tetap mempertahankan memorinya tentang Clementine.
Sebagian film ini bersetting gelap, kelam, penuh emosi dan lambat. Kalo bukan penggemar film drama berat pasti ketiduran saat menontonnya. Di film ini paling banyak menggambarkan moment saat Joel mencoba mempertahankan memorinya mengenai Clementine ketika proses penghapusan terjadi. Memorinya mengenai Clementine perlahan terhapus tapi Joel berusaha mempertahankannya sekuat tenaga saat berada di ketidaksadarannya.
Cerita berlanjut, Clementine akhirnya berhubungan dengan Patrik, Karyawan tempat dimana menghapus memori tersebut.Patrik memanfaatkan memori-memori Clementine saat berhubungan dengan Joel, membuat clementine seakan-akan bahagia saat berhubungan dengannya.
Salah satu quote di film ini:
Clementine: Joely?
Joel: Yeah Tangerine?
Clementine: Am I ugly?
Joel: Uh-uh.
Clementine: When I was a kid, I thought I was. I can't believe I'm crying already. Sometimes I think people don't understand how lonely it is to be a kid, like you don't matter. So, I'm eight, and I have these toys, these dolls. My favorite is this ugly girl doll who I call Clementine, and I keep yelling at her, "You can't be ugly! Be pretty!" It's weird, like if I can transform her, I would magically change, too.
Clementine: Joely, don't ever leave me.
Joel: You're pretty... you're pretty... pretty...
Nice Movie! Must Seen...
Sunday, August 09, 2009
Surat Untuk W.S Rendra
Teringat,
pertama kali Gw menyukai karya Bung,
saat masih bocah ingusan,
saat celana masih biru,
saat hidup terasa berat,
saat semua bacaan Gw lahap,
sampai sekarang, jujur,
sajak Bung, membuat Gw sedikit lebih kuat,
menjadi berbeda, lebih memaknai semuanya,
dulu waktu pertama kali Gw membaca sajak bung "makna sebuah titipan",
Gw terdiam lama Bung!, speechles,
“ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"
selamat jalan Bung,
bung telah membuktikan semuanya,
"perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata"
-----------------------------------------------------------------------
Makna Sebuah Titipan dari: W.S. Rendra
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…
Sunday, August 02, 2009
Someday Lyrics
Nikmati aja, just enjoy, gak ada maksud apa2.
Someday
by John Legend
As days go by
and fade to nights
I still question
why you left
I wonder how
it didn�t work out
but now you�re gone
and memories all I have for now
but no it�s not over
we�ll get older we�ll get over
we�ll live to see the day that I hope for
come back to me
I still believe that
we�ll get it right again
we�ll come back to life again
we won�t say another goodbye again
you�ll live forever with me
someday, someday
we�ll be together
someday, someday
we�ll be together
I heard someday
might be today
mysteries of destinies they
are somehow
and are someway
for all we know
they come tomorrow
for today
my eyes are open
my arms are raised for your embrace
my hands are here to mend what is broken
to feel again the warmth of your face
I believe there is more to life
oh I love you much more than life
and still
I believe I can change your mind
revive what is dying inside
and someday, someday
we�ll be together
someday, someday
we�ll be together
someday, someday
we�ll be together
we�ll be together
we�ll be together
someday
Wednesday, July 29, 2009
Sang Alkemis; sebuah novel sederhana yang tidak sederhana

Impian, simbol, tanda-tanda dan petualangan selalu mengikuti Gw sehingga sangat menyukai kebijakan sederhana saat membaca yang disuarakan oleh Sang Alkemis kepada Santiago, tokoh dalam novel karangan Paulo Coelho ini. Sang Alkemis adalah sebuah novel yang mengkombinasikan atmosphere mistisme abad pertengahan dengan nyayian indah gurun sahara. Dengan penuh simbolisme, novel ini mengajak kita untuk tidak takut menghadapi takdir personal kita, suara hati dan membuat kita untuk kembali mengikuti impian-impian kita, karena hanya dengan menemukan takdir dan misi personal kita di dunia ini, kita bisa menemukan jalan untuk menemukan Tuhan, menemukan nilai dari setiap kebahagiaan dan arti keberadaan dan penciptaan kita olehNya.
Novel ini menceritakan dongeng tentang Santiago, seorang bocah laki-laki dari Spanyol yang memiliki impian serta keteguhan hati untuk mengejar impian tersebut. Setelah mendengarkan tanda-tanda “personal sign”-nya, Santiago berpetualang mengejar impiannya, melakukan self exploration, mencari tanda-tanda untuk menemukan harta karun yang tersembunyi disekitar pyramids di Mesir.
Saat akan berangkat berpetualang, ayah Santiago berpesan “Kelilingi dunia sampai kamu menyadari bahwa istana kitalah yang terindah dan wanita-wanita kitalah yang terindah”. Dalam petualangannya, Santiago berhasil menemukan indahnya dunia dan menemukan orang-orang yang menarik seperti Raja, Pedagang, dan Alkemis. Namun bagaimanapun juga, diakhir novel ini, Santiago tidak bisa membohongi hatinya kalau harta karun yang terindah itu adalah petualangan yang telah dilaluinya, pencapaian yang telah dia buat dan kebijaksanaan yang diperolehnya dalam setiap perjalanannya.
Sang Alkemis adalah novel yang sangat menarik karena penuh dengan semangat optimisme; novel ini menceritakan bahwa “segalanya mungkin terjadi selama kita benar benar menginginkan hal tersebut terjadi”. Mungkin kata tersebut terdengar terlalu menyederhanakan philosophy dan mistisme abad pertengahan, tapi Gw sangat menyukai ide “hal sederhana akan jauh lebih bernilai dan hanya orang yang bijak yang bisa menghargai kesederhanaan”
Sang Alkemis dalam bentuk seorang Raja berkata pada Santiago “Saat kamu benar-benar ingin sesuatu terjadi, maka seluruh universe akan bersatu padu untuk membuat apa yang kamu inginkan itu menjadi kenyataan”. Inilah yang menjadi inti philosophy dan getaran yang bisa kita rasakan saat membaca novel ini. Dan kenyataannya memang sebagian besar dari kita termasuk Gw ingin sekali mempercayai apa yang dikatakan oleh Sang Alkemis tentang mewujudkan impian! Walaupun terkadang kita kehilangan kekuatan untuk mengontrol hidup kita dan harus menghargai takdir yang telah kita jalani.
Dalam novel ini juga diceritakan Santiago menemukan soulmatenya dan rahasia kebijaksanaan dalam liarnya alam gurun. Menurut Gw, gurun merupakan symbol dari rintangan dan kehidupan. Di gurun Santiago bertemu dengan pasangan hidupnya, dan menemukan bahwa cinta adalah inti dari keberadaan dan penciptaan. Seperti yang dituliskan Coelho dalam novel ini, "saat kita jatuh cinta maka kita akan selalu mencoba untuk mengimprove diri kita dan saat-saat jatuh cinta adalah dimana semua hal mungkin terjadi pada diri kita", everything possible saat jatuh cinta. Saat mengejar impianlah kita akan menemukan cinta sejati. Bentuk cinta di inspirasikan dalam kata-kata indah "I love you because the whole universe conspired for me to come close to you".
I love U full!
You can read and enjoy this novel!
Wednesday, July 01, 2009
Work Hard Play Hard!
Gw ada tanggung jawab untuk 2 proposal sekarang, Naphtha Plant sama BOO Pondok Tengah. Banyak belajar, banyak energi yang harus dikeluarkan, banyak juga hal yang bisa Gw dapat. Gw bisa belajar "real project management", learn how to managing resources, managing people, solving problems, negotiating, communication, advise team spirit, wew, its real!... Capek pasti, tapi puas banget rasanya kalau bisa melewati masalah dengan pencapaian hebat.
Tiba-tiba Gw teringat lagi dengan buku-buku yang pernah Gw baca dulu, buku tentang teori leadership, buku tentang management, ada flashback dipikiran Gw. Prepare diri, selalu berikan yang terbaik sekuat mungkin.
For the future great business, future new entrepreneur, future Indonesian leader.
Tiga Hari Penuh Badai, JK! (Tempo, 26 Desember 2005)
Inilah kisah di pusat kekuasaan selama tiga hari pertama setelah tsunami. Mengenang setahun tragedi itu, beberapa sumber termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla serta Menteri Komunikasi dan Informasi Sofjan Djalil menuturkan kenang-kenangan mereka kepada Tempo.
****
Baru duduk di jok mobilnya, telepon seluler Jusuf Kalla berdering-dering. Staf pribadinya melaporkan: “Pak, di Aceh ada tsunami. Dahsyat sekali.” Pagi itu, 26 Desember 2004, Kalla hendak menghadiri halal bihalal warga Aceh di Senayan, Jakarta. Kalla lalu mengirim pesan pendek ke telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang pagi itu berada nun jauh di Nabire, Papua. Presiden menemui korban gempa yang melumat Nabire sehari sebelumnya.
Presiden membalas: “Saya sudah dengar. Tolong koordinasikan.” Kalla lalu menelepon Azwar Abubakar, Wakil Gubernur Provinsi Aceh. Gubernur Abdullah Puteh saat itu telah ditahan di penjara Salemba karena dugaan kasus korupsi.
Kalla juga mengontak Kapten Didit Soerjadi, pilot pesawat pribadinya. Didit sedang beristirahat. “Kau segera mandi dan berangkat ke Aceh,” perintah Kalla. Semuanya serba buru-buru. Perintah terus mengalir saat Didit mandi. “Lucu juga, saya mandi sambil terima telepon Pak Wapres,” kenang sang pilot. Wapres menggegas semua stafnya menelepon semua pejabat di Aceh. Sial, tak satu pun menyahut. Kalla mulai cemas.
Di Aceh, dunia berhenti pagi itu. Bumi berguncang dengan kekuatan 8,6 pada skala Richter, air laut tumpah ke daratan. Beberapa keluarga sempat mengabarkan soal air bah kepada kerabat di Jakarta. Cuma sebentar. Lalu telepon putus total.
Halal bihalal warga Aceh di Senayan dibuka pada pukul sembilan lebih, berlangsung dalam suasana tegang sekali. Berita tsunami sudah menyebar. Banyak yang sibuk menelepon. Beberapa orang berlinang air mata. Ada yang histeris, gusar kian-kemari. Kalla berpidato sekenanya. Hampir tak ada yang mendengar. “Orang-orang ingin acara itu cepat kelar,” tutur Kalla kepada Tempo. Turun panggung, Kalla menggelar rapat mendadak di situ.
Dia memerintahkan Sofjan Djalil memimpin rombongan pertama ke Aceh. “Pakai pesawat saya saja,” kata Wapres. Anggota rombongan 30 orang, antara lain Menteri Perumahan Rakyat Yusuf Azhari, Azwar Abubakar, dan beberapa tetua Aceh. Kalla membekali Sofyan uang Rp 200 juta dan sebuah telepon satelit. “Begitu kau tiba di Aceh, langsung telepon saya,” perintahnya. Mereka menjadi rombongan pertama pemerintah yang terbang ke Aceh di hari pertama tsunami.
Pesawat berputar dua kali di langit Banda Aceh. “Dari udara Aceh terlihat hancur total,” tutur Kapten Didit. Menara bandara retak. Tak satu pun petugas di menara. Untung, pesawat mulus mendarat, sekitar pukul enam sore.
Anggota rombongan membeli beras dan mi instan di beberapa toko dekat bandara, lalu beranjak ke pendapa kantor gubernur sekitar pukul tujuh malam. Jalanan sunyi senyap. Gelap gulita. Satu-satunya penerangan cuma lampu mobil. Sungguh mengerikan. Mayat bergelimpangan di jalan, di kolong rumah, tersangkut di dahan pohon. Beberapa ekor anjing berlari ke sana kemari. Anggota rombongan mulai menangis sesenggukan.
Malam itu ratusan orang menumpuk di pendapa kantor gubernur. Banyak yang luka parah. Puluhan mayat dijejerkan di latar depan pendapa. Aceh lumpuh total. Koordinasi tak jalan karena aparat pemerintah pusing mencari sanak keluarga. Kepala Polres Banda Aceh hanyut ditelan tsunami.
Azwar Abubakar, Wakil Gubernur Aceh, bisa memimpin. Namun, dia sedang galau. Rumahnya di Blang Padang hancur. Ia tak tahu nasib anak-anaknya. Wakil Gubernur ini pulang ke rumahnya ditemani Sofjan Djalil, Jusuf Azhari dikawal dua tentara. Mobil melaju dalam gelap, menghindari mayat-mayat yang direbahkan di kiri-kanan jalan. Mobil berhenti kira-kira 50 meter dari rumah Azwar sebab sampah menggunung menutup jalan.
Wakil Gubernur turun ditemani seorang tentara. Dipandu nyala senter, mereka mengendap-endap. Sofjan menunggu dengan cemas. Setengah jam berlalu, Azwar pulang. “Di rumah banyak mayat, tapi anak-anakku tak kelihatan,” katanya penuh kecemasan. Mereka lalu balik ke pendapa.
Berkali-kali Sofjan menelepon Jusuf Kalla di Jakarta. Tak bersahut. Di Jakarta, Wapres menggelar sidang kabinet darurat di rumah dinas Jalan Diponegoro pada pukul 21.30 WIB. Sembilan menteri dan Panglima TNI hadir. Sembari rapat, Kalla berkali-kali pula mengontak Sofjan. Tak bersambung juga. “Sofjan itu bawa telepon satelit kok tidak sambung-sambung,” kata Kalla.
Di Aceh, Sofjan memutuskan mengirim kabar lewat Orari Angkatan Udara di Aceh. Orari Jakarta meneruskan pesan itu ke telepon seluler Jusuf Kalla. Ini laporan pertama Sofjan dari wilayah bencana: “Pak, korban sekitar 5.000 hingga 6.000.” “Astagfirullah, astagfirullah,” kata Kalla berkali-kali sembari mengusap wajah. Sejumlah menteri tertunduk. Hening menyapu ruang rapat.
Kalla melanjutkan pesan ke Presiden Yudhoyono yang malam itu sudah tiba di Jayapura. Presiden menyampaikan belasungkawa kepada korban bencana. Besoknya, Presiden terbang menuju Aceh.
Pukul sepuluh malam, telepon satelit Sofjan sukses menembus Jakarta. “Eh, ini Sofjan,” ujar Kalla kegirangan. “Apa yang terjadi? Kenapa kau tak telepon-telepon?” tanya Kalla dengan suara keras. “Saya stres, Pak. Di sini gelap sekali,” sahut Sofjan dari seberang. “Besok aku susul ke sana,” ujar Kalla. Percakapan ditutup.
Malam itu Kalla mematangkan persiapan ke Aceh. “Saya minta Anda menyediakan dana sepuluh miliar uang kontan,” perintah Kalla kepada Menteri Keuangan Jusuf Anwar. Jusuf tertegun. “Pak, kalau segitu tak ada,” jawabnya. “Saya tidak mau tahu. Itu urusanmu,” kata Kalla. Rapat bubar larut malam.
Di larut malam itu, pendapa kantor gubernur di Banda Aceh masih gaduh. Warga yang luka parah dirawat seadanya. Koordinasi sulit karena aparat sibuk mencari keluarga masing-masing. Kepala Polda Aceh Bahrumsyah datang ke pendapa dengan terengah-engah. Wajahnya letih. Si Kapolda cuma mengenakan pakaian dinas tanpa alas kaki alias nyeker. Orang hilir-mudik di pendapa membikin Sofjan bingung menjaga uang Rp 200 juta yang dia bawa dari Jakarta. Ia meminta seorang anggota DPRD dari Partai Keadilan Sejahtera menjaga uang itu. “Orangnya berjenggot. Uang pasti aman,” ujar Sofjan.
Sang Menteri lalu merebahkan badan di atas karpet. Belum lagi mata terpejam, terdengar pekikan, “Gempa! Gempa!” Orang-orang berlari. Sofjan ikut kabur. Setelah bergoyang beberapa menit, bumi kembali tenang. Warga kembali ke pendapa. Tak berapa lama, teriakan gempa terdengar lagi. Semua berhamburan, termasuk Pak Menteri. Malam itu gempa datang berkali-kali. Lama-lama, Sofjan putus urat takutnya. Saat orang-orang kabur, ia terlelap. “Sudah jam dua pagi, masak lari-lari terus. Saya lelah sekali,” kenangnya. Besoknya, orang ramai menggunjingkan kehebatan nyali Pak Menteri.
*****
Hari kedua, 27 Desember. Entah bagaimana caranya, Menteri Keuangan berhasil menyediakan uang kontan pagi itu. Jumlah Rp 6 miliar. Menjelang siang, Kalla terbang ke Aceh membawa serta uang satu peti. Petang hari, Presiden Yudhoyono mendarat di Lhokseumawe. Wajahnya sedih. “Tadi pagi saya meninjau Nabire. Sore ini saya di Lhokseumawe menemui saudara-saudara yang tertimpa musibah lebih besar lagi,” katanya.
Setibanya di Banda Aceh, Kalla memerintahkan stafnya memborong beras, mi instan, dan aneka makanan lain. Karena berasnya kurang, Kalla bertanya, “Eh, berasnya sedikit sekali. Mana beras dari Dolog?” Seseorang menjawab, pintu Dolog digembok. Si pemegang kunci tak diketahui rimbanya. Wakil Presiden menyergah dalam nada tinggi “Buka! Kalau tak bisa, tembak gerendelnya. Apa perlu tanda tangan Wapres untuk buka pintu Dolog?” Suasana tegang. Beberapa polisi bergegas membidik gembok. Beras pun mengalir.
Rombongan Kalla berlalu ke pendapa kantor gubernur. Di Lambaro, mereka menyaksikan ratusan mayat berjejer di depan toko. “Masya Allah,” ucap Kalla. Badannya lemas. Di pendapa ia menggelar rapat, lalu keliling kota bersama Mar’ie Muhammad, Ketua Palang Merah Indonesia, yang datang sehari sebelumnya. Kota itu lautan mayat.
Mayat-mayat harus segera dikubur karena bau busuk menikam hidung. Untung, ada seorang ustad. Kalla minta ustad itu mendoakan tumpukan jenazah sebelum dikuburkan. Tapi siapa yang menjamin sahnya pemakaman? “Saya jamin,” kata Kalla. Ia mencorat-coret di atas kertas, lalu membubuhkan parafnya. “Tolong keluarkan ayat yang pantas-pantas saja,” pintanya kepada ustad.
Sore hari Kalla terbang dengan helikopter ke Lhok Nga untuk menjatuhkan mi instan dari udara. Helikopter itu tak punya sabuk pengaman. Setiap pesawat memutar, tubuh Kalla serong ke kiri, serong ke kanan. Rombongan Kalla terbang ke Medan pukul tujuh malam. Sofjan Djalil yang sudah dua hari di Banda Aceh minta ikut pulang. “Baru dua hari sudah minta pulang. Kau tetap di sini,” jawab Kalla. Malam itu Sofjan pusing tujuh keliling menjaga uang satu peti yang dibawa Kalla. Takut uang itu dicolong, Menteri Sofjan dan kawan-kawannya tidur mengitari peti itu.
*****
Hari ketiga, 28 Desember. Presiden Yuhdoyono terbang dari Lhokseumawe menuju Banda Aceh. Kalla yang sudah berada di Medan mendapat kabar Meulaboh rata tanah. Ia memerintahkan stafnya mencari pesawat ke Meulaboh. Dapat pesawat Angkatan Udara. Dari udara, Meulaboh tampak seperti tanah gusuran. “Astagfirullah,” ucap Kalla berkali-kali.
Kalla meminta pilot terbang lebih rendah. Pilot mengangguk. Kalla minta lebih rendah lagi. Kali ini pilot bilang, “Tak bisa, Pak. Bahaya.” “Kau ini orang mana?” tanya Kalla. “Saya orang Makassar, Pak,” jawab si pilot. “Ah, orang Makassar kok penakut,” sergah Kalla. Pilot mengalah, pesawat melayang cuma beberapa meter di atas pucuk kelapa. Untung saja arahnya ke laut.
Setelah berkali-kali memutar di atas Meulaboh, pesawat kembali ke Medan. Kalla langsung rapat dengan Gubernur Sumatera Utara Rizal Nurdin-kini sudah almarhum. Dia memerintahkan Gubernur mengirim makanan ke Meulaboh. Keduanya sempat bersoal-jawab.
+ “Bagaimana caranya, Pak?” tanya Gubernur.
- “Lewat udara, buang dari pesawat,” jawab Kalla.
+ “Kalau dibuang nanti pecah, Pak.”
- “Tidak apa-apa, toh sampai di perut pecah juga.”
+ “Ya, tapi nanti basah Pak.”
- “Bungkus saja pakai plastik.”
+ “Pak, nanti jatuh ke GAM,” Gubernur berusaha menjelaskan.
- ” Tidak apa-apa. GAM juga manusia. Perlu makan,” nada Kalla mulai meninggi.
Beberapa orang membisiki Gubernur supaya jangan membantah.
+ “Jadi, bagaimana, bisa atau tidak?” tanya Kalla.
- “Siap, Pak,” jawab Gubernur.
Pesawat pemasok makanan melayang ke Meulaboh. Presiden dan Wakil Presiden kembali ke Jakarta pada hari ketiga.
Lalu, bantuan kemanusiaan mulai mengalir dari segenap penjuru dunia..
Thursday, December 11, 2008
Start Up oh Start Up
dat mijn land kan zijn
Het groeit met de daad
En die daad is mijn.
Sebuah sajak seorang penyair Belanda yang Gw gak tau namanya, huhuhu.
Hari ini, Gresik, selasa 9 Dec '08 Gw mencapai sebuah impian masa kecil, melihat sebuah pabrik mulai berjalan, start up, pabrik yang Gw ikut mendesainnya dari kertas polos hingga berhasil mengeluarkan minyak. Wow, Gw sendiri takjub mendengar suara aliran minyak mentah dari slug catcher mulai memasuki pipa terus ke separator, treater, atmospheric hingga yang sudah dikilang masuk ke tangki. Sehari kilang Ujung Pangkah direncanakan menghasilkan 20 ribu barrel minyak mentah.
Senang karena sejenak rasa capek jadi hilang, walaupun besoknya tetep capek ngerjain project untuk kilang LPG. Tapi ada selaksa rasa sedih di hati, rasa sedih karena kilang ini yang punya adalah HESS, American, walaupun bagi hasil, kontrak karya atau apapunlah namanya dengan pemerintah alias BP MIGAS tetep aja mereka menipu bangsa ini. Berapa banyak lagi sumber daya bangsa ini yang akan dikuras habis oleh asing dan oknum2 pemerintah tanpa bisa dinikmati penduduk lokal, penduduk yang ditanah mereka menghasilkan jutaan barrel minyak bumi dan gas. Penduduk yang termarjinalkan bahkan untuk hidup layakpun musti menangis.
Kapan ada anak2 bangsa professional yang sanggup memodali dan membangun perusahaan untuk menambang sendiri sumber daya alam, menjaga lingkungan, memberikan penghidupan yang layak bagi masyarakat. Kalo ada, Gw ikut kerja disana. Hehehe..

Hanya ada satu negara
yang menjadi negaraku
Ia tumbuh dengan perbuatan
dan perbuatan itu perbuatanku.
David Rahman
Thursday, November 13, 2008
Merokok Biar Gak Cupu
Kalo diingat-ingat lagi, pertama kali Gw merokok kelas 4 SD di Padang dulu, berangkat ke sekolah merokok dulu dibawah batang pohon bareng ama temen2, seenggak2nya seminggu 2 kali. Dulu mencobanya karena penasaran, semua rokok dicoba dari rokok keretek sampai rokok nipah alias rokok dari kulit jagung. SMP sehari sebatang sepulang sekolah. SMA dua-tiga batang sehari sampai akhirnya Gw batuk darah sehabis maen bola, dan Gw akhirnya berhenti dengan susah payah. Berhasil!!
Akhirnya sejak jaman akhir kelas 1 SMA Gw gak pernah merokok lagi, menjadi manusia alim, suerr!! Gw bangga banget gak ngerokok. Gw bisa menertawai orang yang merokok.
Sampai akhirnya tingkat 4 semester 8 masa2 mengerjakan TA, adek Gw sering menginap di rumah kontrakan. Tiap hari dia merokok di depan Gw, padahal udah selalu Gw larang. Dasar ndableg dia, kata orang sing ndableg menangan. Stress Ngerjain TA, udah punya penghasilan dari project dosen, Gw beli rokok sebungkus, Gw merokok! Sebatang, dua batang, akhirnya berbungkus-bungkus. Awalnya buat nyari ide ngerjain TA, sambil mengopi duduk diatas atap, merokok. Wuihh.. Nikmat! Nikmat Banget, apalagi ditambah udara malam Bandung yang dingin, merokok hangat rasanya. Dari mencari ide, dilanjutkan merokok saat2 sendiri pulang dari kampus, saat2 membaca koran, sampai saat2 CUPU alias saat2 otak tidak bekerja dengan semestinya.
Dulu di kantor Mas Modis ngajak Gw ngeroko "Vid, ngerokok dulu yuk biar gak CUPU" Hahaha. I Wish I Can Stop.
Sunday, October 12, 2008
Gresik oh Gresik
Semua pengalaman baru disini harus dinikmati, diambil pelajaran dan hikmahnya. Sebagai kuli engineer kerjaan Gw disini jadi teknisi, trouble shooting, memastikan instrument2 bisa berfungsi dengan bener.
Berangkat dari mess jam 6 pagi, balik jam 8 malam, busyeet, kerja 12 jam sehari, tiap hari! Terpaksa semua asupan gizi musti masuk, Ester C, Yakult, Minyak Kod, Jus supaya gak gampang sakit. Tapi berat badan Gw naik cuy. Salah satu hatu hal yang Gw sadari disini ternyata English Gw dodol banget. Susah banget rasanya ngomong dalam bahasa inggris supaya client2 bule Gw dari HESS bisa mengerti. Arrgghh.. Ntar balik ke Jakarta Gw musti daftar ke EF les English, biar kalo mau kuliah ke UK bisa lebih mudah.
Mudah-mudahan Gw bisa selamat sampai project ini selesai Januari 2009. Amiin
Wednesday, May 14, 2008
ENNEAGRAM TEST GW
Enneagram Test Results
|
personality tests by similarminds.com
Advanced Global Personality Test Results
|
personality test by similarminds.com
Stability results were high which suggests you are very relaxed, calm, secure, and optimistic..
Orderliness results were high which suggests you are overly organized, reliable, neat, and hard working at the expense too often of flexibility, efficiency, spontaneity, and fun.
Extraversion results were moderately high which suggests you are, at times, overly talkative, outgoing, sociable and interacting at the expense of developing your own individual interests and internally based identit
clean, likes large parties, outgoing, makes friends easily, optimistic, positive, social, high self control, traditional, assertive, rarely irritated, self revealing, open, finisher, high self concept, controlling, rarely worries, tough, likes to stand out, does not like to be alone, semi neat freak, fearless, dominant, trusting, organized, resolute, strong, practical, craves attention, adventurous, hard working, respects authority, brutally honest, realist, altruistic
Hasil test lain:
SCOEI
(2.9% of women; 3.9% of men)
not afraid of doing the wrong thing, speaks up regardless of consequences, not filled with doubt, more dominant than submissive, not afraid to draw attention to self, self confident, does not back down when threatened, decisive, feels you have to be tough on people to get things done, not easily hurt, worry free, not easily intimidated, not concerned with failure when trying something new, aggressive, fearless, controlling, domineering, ambivalent about the suffering of strangers, not easily discouraged, out for own personal gain, comfortable in unfamiliar situations, unconcerned with the misfortunes of strangers, likes giving speeches, not easily moved to tears, manipulative, unapologetic, knows where life is going, narcissistic, exacting in their work, does not second guess self, untouched by other people's feelings, the first to act, level emotions, never at a loss for words, opinionated, demanding, goes after what they want, believes in a logical answer for everything, not very religious, show off, calm in crisis
Inquisitive
more interested in intellectual pursuits than relationships or family, detaches to analyze factors from multiple perspectives, regularly uses ideas and tools to transform understanding, enjoys playing with random interconnections between ideas and patterns, would describe self as a nerd in high school, likes science fiction, introspective, good at fixing things, more comfortable around adults as a child, feels both special and defective, knows the darkside of life well, is not bothered by going long periods without speaking with people, more intellectual than sensual, can be bitter, problem solver, relys on mind more than on others, driven by curiousity, feels best when working, minimalist
Thursday, May 01, 2008
NASIONALISME tanpa EMBEL2
Temen gw bercerita tentang temen SMA nya yang pengen pindah kewarganegaraan. Alasannya simple katanya, “Gw mendapatkan fasilitas disana, yah kenapa enggak??”. Padahal temennya temen gw itu dulu SMA nya di TN lho, yang setiap hari mereka dididik tentang disiplin dan kewarganegaraan. Temennya itu bilang “Yah kita semua di era globalisasi ini sudah menjadi warga dunia, jangan mengkotak2kan lagi”. Hahaha, antara sedih dan marah mendengar cerita temen itu.
Pikiran Gw teringat dengan temen kantor Gw yang akhirnya pindah dari Tripatra ke perusahaan lain. Ada banyak hal yang menyebabkan mereka pindah, ada yang karena bosan, ada yang karena butuh challenge, ada yang pengen dapat salary lebih gede. Entah apalah itu, whateverlah, banyak alasannya. Tapi ada satu alasan temen yang membuat Gw selalu kepikiran, dia bilang “Lebih baik Gw pindah ke perusahaan asing daripada Gw dijajah oleh bangsa sendiri”. Gw langsung bilang ama dia, “Gw lebih baik dijajah bangsa sendiri daripada bekerja untuk perusahaan asing”. Sampai tulisan ini dibuat, Gw masih berada di Tripatra entah sampai kapan nanti Gw bisa bertahan. Bagi Gw “materi adalah hal yang pasti ada dan cukup”, justru “kebutuhan kitalah yang terbatas”, jangan dibalik kayak teori ekonominya Malthus, karena kalo dibalik kita menjadi manusia yg tamak. Tapi se-enggak2nya Gw sedikit menunjukkan rasa nasionalisme disini (Tripatra-red), bisa membangun bangsa dengan sedikit keringat Gw. Gw merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang Gw peroleh sampai saat ini. Salah satu hal yang membuat Gw di Tripatra adalah saat wawancara dulu, Boss Gw Pak Raymond Rasfuldi bilang, “Tripatra adalah perusahaan Nasional, makanya saya berada disini”, salute, I love Him.
Kemaren malam Gw di telpon Nyokap, mama Gw bilang “Kapan nikah Vid?”, Gw jawab “Dua tahun lagi, doakan mendapatkan yang terbaik”. Mama Gw bilang “Terserahlah kamu mau nikah sama siapa, mama percaya kamu pasti lebih tau yang terbaik buat kamu”. Seneng rasanya mama Gw bilang kayak gitu, so wise. Upss.. Tapi ada sambungannya “Carilah orang Minang juga, jangan Jawa atau Sunda”… Huff.. Ironi rasanya, Ironi Nasionalisme.
Indonesia Raya Dari Sabang Sampai Merauke
Korupsi
Menurut Gw, kehidupan bangsa kita yang semakin materialistis, oportunis, budaya konsumerisme adalah salah satu katalis bagi berkembangnya korupsi. Semua diukur dari materi pada jaman serba susah ini. Lo gak ada apa-apanya tanpa gaji yang gede, tanpa mobil mewah, tanpa rumah besar. Mumpung ada kesempatan, ambil, take it, kenapa musti berpikir panjang. Diperparah lagi 32 tahun lamanya orangtua kita dibesarkan didalam budaya korup yang tidak terlihat, menyebabkan semua berpikir menjadi pragmatis. ”Kalo lo jadi pegawai negeri, kerja di BUMN, lo gak perlu pusing-pusing deh, gak perlu kerja berat, tapi dapat duit banyak, ada sampingannya pula” , orang tua Gw sendiri yang ngomong seperti itu. Gak ada yang salah memang dengan bekerja sebagai pegawai negeri ato BUMN, tapi niatnya yang salah, cara memandangnya yang salah. Gw yang kerja di swasta nasional berpikir ”Gw musti kerja benar, karena bertanggung jawab pada perusahaan, Gw akan naik grade, dapat bonus kalo kerja Gw bener”. Tapi sebaliknya kalo Gw kerja jadi Pegawai Negeri, Gw musti bertanggung jawab ama siapa? Pekerjaan Gw siapa yang akan menilai dan mengukur? Ujung-ujungnya terjadilah jilat-jilatan, kalo Gw deket ama pimpinan, Gw bisa naik jabatan, kalo si Anu Boss nya pasti semua anak buahnya temen sekampung. Semua tidak lagi diukur dengan alat ukur yang benar, yang terjadi adalah kronisme yang kronis sedangkan profesionalisme hilang entah kemana.
Ekstrimnya, menurut Gw sah-sah aja pemerintah menyewa manajer-manajer profesional yang sanggup me-manaje daerah, kabupaten, kota ato bahkan jadi gubernur sekalipun. Kasi kontrak gede, trus berikan tanggung jawab yang besar pula, dengan target-target yang jelas. Jangan terpaku dengan yang namanya lamanya pengabdian, semua musti dinilai dari apa yang bisa lo berikan kedepan, kalo dalam 1 tahun gagal kenapa musti diteruskan?
Semua musti berubah berubah jadi lebih baik,Gw pernah nyontek waktu SMA, kuliah, Gw gak menyesalinya, tapi menjadikan hal tersebut sebagai sebuah pelajaran untuk tidak mengulanginya. Ada vendor yang menawarkan segepok duit buat Gw supaya membeli barangnya. Gw cuman bisa bilang ”Gw gak butuh yang begituan Boss, you kasi aja harga murah, technical comply, barang you pasti Gw beli. Gw masih muda, you masih muda, nantinya kita yang akan meneruskan estafet bangsa ini, kalo dari sekarang sudah korup, mau jadi apa nantinya”. Vendornya tersenyum masam, barangnya gak pernah Gw beli walaupun harganya murah.
Sunday, April 27, 2008
Sunday, April 13, 2008
Kerinduan
Dimana Cinta?
Sungguh...
Aku rindu pulang
menyandarkan semua luka
Membangun semua impian
Merangkai semua rasa
Mengobati semua duka
Memberikan semua kebahagian
Tuhan,
Maafkan semua dosa hambaMu yg lemah ini
Engkaulah tempat aku mengadu
Berilah aku kekuatan untuk mencintaiMu
Seperti Engkau mencintaiku
Tuhan,
Aku hanya berharap satu hal dalam hidup
Berilah yang terbaik untuk Cinta
Yang Engkau ridhoi untuk hambaMu ini
Amiin
Saturday, June 23, 2007
Dimana Tuhan???
Dimana Tuhan?? Gw berfikir lagi tentang masa kecil, masa remaja, kuliah, saat gw masih ngaji dan liqo', gw kangen saat2 gw merenung, membiarkan dunia dalam diri gw mengeksplorasi pemahaman-pemahaman baru untuk diri sendiri.
Monday, December 25, 2006
Dah lama Gw gak nulis
Saturday, March 18, 2006
Nulis lagi, malam Minggu sebelum diterima kerja
Malam minggu, cinta gw jauh dari Bandung sedang menikmati hidup di kantornya. Gw juga donk!! Menikmati masa-masa transisi setelah jadi sarjana teknik (akhirnya) sebelum jadi insinyur, cita-cita semenjak masih jadi bocah ingusan. Kebetulan gw di lab material, ada laptop Sonny Vaio nya Bangun yang lagi nganggur, ya udah pake aja sebelum Gw punya sendiri ntar. Minggu-minggu ini Gw habiskan dengan mencari kerja kesana-kesini, membuat lamaran, CV, ikut psikotes (momok bagi Gw), wawancara, hufff.. Melelahkan pasti. Gw yakin kerja lo pertama kali akan mempengaruhi karier lo selanjutnya. Makanya gak mau asal terima aja walaupun sekarang dah gak punya duit lagi. Pengennya sih kerja di Jakarta dengan gaji>Rp 3juta, sesekali inspeksi ke field, jalan-jalan keliling Indonesia, bisa gak ya?? Mudah-mudahan ada yang nerima. Kalo gak kerja jadi field engineer boleh juga tuh, Gw terima deh walaupun di remote area, biasanya kalo di field kan gajinya lumayan, bisa 2 kali lipatnya kerja di jakarta. Kalo di field biasanya 2 minggu kerja, seminggu off, Kalo lagi off kan bisa naek pesawat ke Jkt, rileks, liburan, ya gak Din??, Setahun dua tahun kerja trus nikah deh.. Kalo gitu, bener ramalan orang2 ..hahaha
Ya udah, doain Gw cepet kerja ya?? Amiinnn..